Mitragalaksi.com,Sanggau-Masyarakat Desa Merangau Kabupaten Sanggau sampai sekarang masih merasakan Gelap Tiada Berkesudahan, penerangan
listrik PLN seolah menjadi barang mahal dan mewah bagi sebagian desa di pedalaman.
Memiliki jaringan listrik 24 jam seolah menjadi mimpi yang teramat sulit diwujudkan masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman Kabupaten Sanggau kecamatan Meliau, di 5 Desa salah satunya Desa Meranggau. Lantaran, sudah sejak lamanya 5 Desa dipedalaman Meliau ini, masih belum adanya penerang dari PLN, sejumlah desa yang hingga kini belum mendapatkan penerangan
Masih banyak ada 5 Desa non PLN itu memang seolah benar adanya, masyarakat sangat mendambakan adanya sentuhan PLN yang bisa masuk ke desa-desa yang masih belum ada aliran Listrik dari PLN.
Saat Tim Investigasi dari media Mitragalaksi.com, bertandang ke Desa Meranggau , Kecamatan meliau Kabupaten Sanggau, Jum’at (18/06/2021) lalu, masih mendapati jika di daerah itu memang belum terlayani listrik Nasyarakat Desa untuk sekadar menerangi gelapnya malam, masyarakat mengandalkan mesin genset Dompeng pribadi.
Bapak Lomen dan berapa warga Desa Meranggau, yang ditemui Awak media mengungkapkan, jika desa tempat dia tinggal memang sudah sejak lama tidak pernah mendapatkan penerangan listrik, baik dari PLN, listrik desa, maupun bantuan dari perusahaan yang beroperasi di sekitar wilayah.
Pada dasarnya, kala itu menurut Lomen, Bahwa kades Desa Meranggau Bernama Kristob dan Bendahara desa yang bernama Mujirin pernah menjanjikan, setelah tiang dan jaringan listrik dibangun, maka paling lambat November 2019, Desa Meranggau sudah bisa teraliri listrik. Namun hingga awal 2020, janji itu tidak kunjung direalisasikan.
“Sementara masyarakat lain yang telah berkeluarga di Desa Meranggau mengandalkan mesin genset dompeng untuk mendapatkan penarangan lampu. Demi menutupi biaya yang mahal, maka untuk satu genset Dompeng berukuran kecil, dimanfaatkan sekitar 2 hingga 3 rumah tangga.
“Biasanya untuk beberapa rumah memang menumpang listrik di rumah warga yang punya genset dompeng Dinyalakan pukul 05: sampai pukul 09:30. Itu sudah paling lama,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Lelaki paru baya yang mana namanya tidak mau disebutkan itu, telah lama menetap di Desa Meranggau mengatakan, ketiadaan layanan listrik di desanya menjadi persoalan pembangunan yang sudah sangat lama dikeluhkan masyarakat.
Selama Beberapa tahun terakhir, usulan demi usulan ke pemerintah agar memenuhi penerangan di Desa Meranggau dan daerah sekitarnya di Kecamatan meliau telah berulang kali disampaikan. Hanya saja, hingga saat ini belum juga dapat diakomodir.
“Jaringan listrik dari PLN yang sudah dijanjikan oleh Kades Desa Meranggau(Kristob) dan Bendahara desa Mujirin, Tetapi hingga kini tidak kunjung jelas. Warga Meranggau berharap listrik di desa kami dapat segera menyala. Karena kami ingin merasakan juga listrik yang layak seperti masyarakat lain,” ucapnya.
Lomen dan berapa warga cukup berkeyakinan, ketika listrik dari PLN telah masuk dan melayani masyarakat secara maksimal, apalagi hingga 24 jam, maka berbagai kegiatan ekonomi di Desa Muara Pantun akan tumbuh dengan sendirinya. Sehingga kehidupan masyarakat juga semakin membaik.
“Kalau listrik sudah masuk kami yakin kesejahteraan masyarakat di 5 Desa khususnya Desa Meranggau akan meningkat, dari segi ekonomi juga kami akan semakin membaik ke depannya,” ucap mereka.
listrik Di desa Meranggau pedalaman Meliau
untuk sekadar menerangi malam, masyarakat hanya mengandalkan mesin genset Dompeng
Krisis listrik PLN juga ikut dirasakan masyarakat Desa Balai Tinggi, Desa Enggadai,Desa Baru Lombak dan Desa Lalang , listrik memang seolah sudah menjadi barang yang cukup mahal untuk didapatkan masyarakat di wilayah itu.
“Kami sudah cukup lama mengusulkan pembangunan jaringan listrik di desa kami tapi hingga saat ini belum direalisasikan ucap Lomen kepada awak media.
Tambahnya warga Desa Meranggau lainnya juga mengeluhkan hal yang sama, pemanfaatan listrik dari mesin genset cukup menguras biaya masyarakat terlebih untuk makan sehari-hari saja susah ditambah lagi untuk membeli BBM untuk oprasi mesin genset selama 5 jam.
Kalau listrik dari mesin genset Dompeng ini sangat terbatas hanya menyala dari pukul 05.00 sore sampai jam 09.30 malam sudah mati ini untuk kebutuhan 2 buah sampai 3 buah rumah saja, kami harus merogoh kocek untuk biaya minyak solar kurang lebih 2 sampai 3 liter, dengan harga Rp 10.000 ribu/liternya, dengan biaya yang telah dikeluarkan perbulan sekitar 600 Sampai 700 ribu rupiah untuk persatu bulan nya Ungkap,” Lomen.
“Masyarakat telah menerima kabar gembira dari pihak PLN U.I.W. Kalbar, melalui impormasi pak Syarif dan pak Irwanto selaku vendor , menyatakan bahwa berita positifnya PLN masuk Desa kita .
1.Desa Meranggau.
2.Desa Balai Tinggi
3.Desa Enggadai.
4.Desa Baru Lombak.
5.Desa Lalang.
sudah 100% akan dilaksanakan karena dari APBN sudah turun dan Tiang listrik yang akan didistribusikan ke Desa-Desa kita sudah datang dipelabuhan jadi bagi pengumpulan DP supaya di maksimalkan semoga disampaikan juga ke Masyarakat agar jangan ada keraguan lagi terhadap kepastian masuknya PLN tersebut terima kasih atas kerja samanya tuhan memberkati”
Bunyi bahasa dari pengumuman lewat Whatsapp Bendahara Desa Meranggau Mujirin, kepada masyarakat Desa Meranggau yang disebarkan.
Sampai sekarang tidak ada juga, kami hanya dijanji-janjikan, tetapi tidak pernah direalisasikan,”pungkas Lomen.
Cerita serupa juga diutarakan Nedi mengutarakan, listrik di Desa Meranggau memang juga sudah setor uang DP 1 juta, 3 juta, dan juga 3,5 juta lunas untuk pemasangan listrik dan diserahkan langsung kades meraranggau malalui Bendahara desa nya yang bernama Mujirin sudah ada hanya saja, sudah berapa bulan lamanya, masyarakat tidak pernah lagi mendapatkan informasi tentang pemasangan listrik dari PLN. Bahkan Ada seorang warga desa Meranggau Bernama Nedi yang sudah menyetorkan dananya kepada desa, mengambil uang nya kembali karena sudah merasa dibohongi soal pemasangan listrik PLN yang dijanjikan dari pihak desa dan bendahara desa mujirin kepada Nedi,” pungkas Lomen.
“Kami sangat memohon dan meminta kepada Pemerintah Kabupaten Sanggau untuk dapat membantu pelayanan listrik di desa kami karena sudah selama puluhan tahun, desa Meranggau dan 4 desa lain, tidak adanya layanan listrik lagi,” pintanya.
Baik Lomen,Nedi, dan warga lain yang tidak mau disebutkan namanya, sangat memiliki mimpi jika desa mereka mendapatkan layanan listrik sebagaimana masyarakat di Kecamatan Meliau, atau Sanggau yang telah terlayani listrik 24 jam.
Kami mewakili dari masyarakat mengharap adanya keadilan dan pemerataan pembangunan dari pemerintah Kabupaten dan Provinsi, utamanya dalam pemenuhan layanan listrik. Masyarakat juga sudah bosan dengan janji-janji Desa Meranggau yang tak kunjung ada. ( S.Delvin/Hamidi )