Andi Suprapto Dalam Dunia Desain Etika Sangat Di Junjung Tinggi.

Andi Suprapto Dalam Dunia Desain Etika Sangat Di Junjung Tinggi.

Mitragalaksi.com, Singkawang, Kalbar Launchingnya ragam corak Melayu dan ragam corak Dayak Salako oleh Gubernur Kalimantan Barat beserta istri,ibu hj lismaryani yg mana sebagai ketua dekranasda provinsi kalbar pada Rabu 1 Juni 2022 malam di kota Singkawang memiliki ciri khas ragam corak tersendiri terutama ragam corak Melayu dan ragam corak Dayak Salako Singkawang Provinsi Kalimantan Barat.

Acara tersebut juga dihadiri Walikota beserta Wakil Walikota Singkawang, beberapa Kpl daerah dn di hadiri Pula Anggota DPR RI Dan DPRD Kota.

Saya sebagai desainer ucap Andi Suprapto ada membuat enam ragam corak dan ragam Dayak salako juga terdapat enam ragam corak ada pun pembuatan ragam corak ini berdasarkan metologi penitian yakni melakukan observasi dan cara mendalam,literatur perpustakaan dan melakukan epjidi terhadap orang-orang berkompeten,kemungkinan ada beberapa kekurangan atau kelemahan dalam penelitian ini adalah karena keterbatasan waktu kami tidak bisa mendatangkan semua tokoh-tokoh melayu yang ada disingkawang.

Baca Juga : Animo Peserta Lomba Kreasi “Setapak Perubahan” Polri Cukup Tinggi, Ada 849 Karya Anak Bangsa

Keterangan Foto : Andi Suprapto ada membuat enam ragam corak dan ragam Dayak salako juga terdapat enam ragam corak ada pun pembuatan ragam corak ini berdasarkan metologi penitian

“Namun ini bukan berarti kami tidak menghargai keberadaan tokoh-tokoh singkawang, hal ini semata-mata keterbatasan kami terus terang saya sendiri baru pulang di kampung walau pun saya asli putra Singkawang saya baru pulang selama 25 tahun baru kembali ke singkawang, ada yang bertanya kepada saya apa sih yang mendasari saya melakukan riset dan sebagainya sehingga terdapat ragam corak ini,hal yang mendasari pertanyaan yang sangat-sangat simple bahwa apa beda melayu Singkawang dengan Melayu Sambas dengan Melayu-Melayu lain nya dan apa beda nya Dayak-Dayak singkawang dengan Dayak-Dayak lain nya didaerah kalbar mau pun diluar kalbar,”pungkasnya.

Lanjutnya lagi ini lah yang mendasari kami karena saya percaya dan yakin berdasarkan keilmuan yang saya pelajari setiap daerah memiliki keunikan dan keberagaman yang sangat-sangat bisa diangkat sebagai potensi didaerah itu sendiri,nah itu lah dasar-dasar kenapa kami melakukan penelitian ini dan alhamdulillah konsep-konsep yang kita usung ini di terima baik oleh ibu ketua dekranasda, ibu Hajah Yuli Wahyuni beserta bapak wakil wali kota bapak Drs.Irwan,M.Si beliau lah berdua benar-benar konsen dari tahap awal penelitian hingga louching.

“Beliau bedua yang benar-benar konsen membantu perakontra tentu kita tidak mengabaikan teman-teman lain dari dekanasdra dan juga masyarakat Singkawang yang sangat-sangat mendukung apa yang kita lakukan, untuk selanjutnya perakontra sebagai sebuah komunitas penggiat corak ragam nusantara berharap bahwa hasil dari louching ini nanti akan memberikan identitas baru karena ini memang bener-bener baru bahwa kita harus akui bahwa Melayu Singkawang dan Dayak Salako singkawang memang belum punya identitas ini saya garis bawahi ada rumor mengatakan bahwa ini hanya pengembangan maaf ini bukan pengembangan tapi ini memang perancangan di dalam dunia desain,”ucap Andi.

Andi Suprapto melanjutkan ada dua hal perancangan ulang dan perancangan identitas secara murni kalau saya melihat dari kaca mata propestif keilmuan maka perancangan ini adalah perancangan belum ada sebelum nya jadi saya tekan kan lagi perancangan ini perancangan yang bener-bener murni memang belum ada.Nah hal ini tentu dapat kita lihat bahwa selama ini orang kebingungan kalau sampai ke Singkawang untuk mencari cendra mata untuk oleh-oleh karena kota Singkawang bisa saja mengklaim diri nya sebagai kota pariwisata karena keindahan nya dan sebagai nya, dan amat sayang kalau tidak di topang dengan pernak pernik yang memang hasil dari singkawang.

“Ini lah yang juga memicu kita dari tim perakontra yang di dukung penuh oleh ibu ketua dekranasda dan bapak wakil wali kota Singkawang untuk menciptakan ragam corak ini, kedepan nya ragam corak ini tentu dapat bermodifikasi atau dapat di inplementasikan di berbagai media baik itu media cetak mau pun media-media lain nya, nah pada pameran kemarin sudah dilihat bahwa kami menampilkan ragam corak ini bisa sebagai media airbrus motor decal ini untuk menggait kaum melinial nah sementara media utamanya adalah motif kain yang nantinya bisa dikombinasikan dengan motif-motif lain nya ada pertanyaan kepada saya waktu itu mengapa tidak ada ragam corak chaina Singkawang saya katakan bahwa ragam corak chaina Singkawang sudah lebih dulu dilonching namun memperkaya Hasanah ragam corak yang di miliki di Singkawang,”ungkap Andi.

Jadi dasar-dasar ini lah yang membuat dan menjadi pedoman kita untuk bekerja, kalau di bilang ini hasil pengembangan lewat kata sambutan pada louching kemarin Andi Suprapto memaparkan dari kacamata seorang desain hal ini sangat-sangat bertentangan dengan etika karena sebuah karya desain itu ada dua standarisasinya yaitu etika dan estetika ketika di ruang publik karya sebuah desain itu di publis maka yang berhadapan dengan karya tersebut adalah etika nah jika ada tiba-tiba manuver-manuver yang kita tidak ketahui dan baru tahu setelah selesai ini amat di sayangkan dan harapan kita hal-hal seperti ini di Singkawang jangan sampai terjadi lagi lah.

“Mengklaim, menganggap ada karya dan sebagainya mari kita berkolaborasi memajukan Singkawang hilangkan perbedaan masing-masing punya potensi ayo kita gali jadi tidak ada istilah klaim-mengklaim siapa yang paling bagus siapa yang paling banyak, tapi saya tegaskan dalam dunia desain etika harus sangat di junjung tinggi karena di dunia desain tidak mentolerir yang namanya plagiat atau menumpang atau memanfaatkan momen-momen tertentu untuk kepentingan-kepentingan tertentu,”Imbuhnya.

Terkait corak yang di tampilkan melalui potingan sosmed salah satu akun yang tidak kita sebut kan namanya, saya kembali kedasar-dasar dunia desain itu sendiri, yang perlu di pertanyakan apakah dalam tanda” orang selevel itu tidak memahami hal ini dan orang-di sekitarnya yang saya pertanyakan kenapa menjebak beliau tanpa sepengetahuan beliau tanpa pemahaman beliau ini kemana, acara-acara kita tapi seolah-olah” dengan motif yang berbeda di tampilkan secara visual yang menampilkan warna tifografi dan sebagainya serta kepsyen di pakainya acara kita namun bukan menampilkan corak yang ada saat kita laouching pada saat itu bagi saya sangat-sangat tidak beretika itu menurut saya, saya sebagai praktisi dan saya sebagai akademisi di dunia desain menganggap hal itu sangat-sangat tidak beretika, timpal Andi.

yang saya sayangkan disini ucap Andi Suprapto adalah pada saat mengapload sebuah desain yang berbeda dengan baground pada saat acara kita itu sebuah kesalahan yang fatal bagi kita saya hidup dan besar di lingkungan dunia art dan dunia seni yang sangat menjunjung tinggi etika kembali lagi etika, tolong nanti di perjelas agar hal ini tidak rancu bahwa laouching RCM Singkawang RCS Salako itu memang benar-benar menampilkan (12) dua belas desain baru, bukan hasil dari pengembangan yang berbeda, hasil baru bukan dari hasil pengembangan dan apa yang di tampilkan oleh oknum tersebut walaupun di medsos nya pribadi.

“Bagi saya itu tidak beretika dan hal ini kedepannya mohon lah di hilangkan apa istilahnya di takdount lah jangan lagi membingungkan dan jangan lagi timbul kesalahpahaman ayo kita bersatu bahu membahu kita bikin kota kita ini menjadi indah kan sesuai tema itu dengan acara kita bahwa kita ini dengan cinta merangkai kebersamaan kita tidak menghilangkan perbedaan tapi kita menganggap perbedaan adalah anugerah namun kita harus tegas dalam sebuah karya dalam sebuah acara dalam sebuah event jika ada seseorang atau siapa pun itu mendompleng” itu benar-benar sudah menyalahi aturan dan etika, tutup Andi.

[ S Delvin SH ]

error: Content is protected !!