Mitragalaksi.com, Jakarta, Indonesia. Grup Visi Strategis Russia-Dunia Islam adakan Pertemuan ke-15 di Jeddah, 24 Nopember 2021. Pertemuan sehari itu dihadiri oleh sekitar 30 anggota Grup dari Russia dan sejumlah negara Islam, dan seratusan peninjau terdiri dari ulama, cendekiawan Muslim dari beberapa negara, termasuk Russia dan negara-negara Asia Tengah.
Pertemuan yang difasilitasi oleh Kemlu Saudi Arabia dibuka dengan dua pidato kunci: Pertama dari Khadimul Haramain Raja Salman bin Abdul ‘Aziz yang dibacakan oleh Amir Khaled Al-Faisal, Gubernur Mekkah al-Mukarramah, dan kedua dari Presiden Putin yang dibacakan oleh Presiden Republik Tatarstan Rustam Minikhanov, yang juga Ketua Grup Visi Strategis Russia-Dunia Islam. Sambutan-sambutan lain datang antara lain dari Sekjen Organisasi Ker sama Islam (OKI), Aliansi Antar Peradaban PBB, dan Sekjen Liga Islam Sedunia.
Pada intinya para pembicara menekankan pentingnya kerja sama antara Russia dan Dunia Islam ditingkatkan dalam berbagai bidang, baik politik, ekonomi, budaya, dan pemberantasan terorisme. Topik pada tiga sesi selama satu hari itu membahas isu-isu dialog dan budaya toleransi antar agama, peluang kerja sama ekonomi-perdagangan antara kedua pihak, dan model baru pembangunan untuk masa depan. Pada setiap sesi tampil para pembicara dari Pihak Russia dan Pihak Dunia Islam.
Baca Juga : Personil Polsek Ketungau Hilir Lakukan Himbauan dan Sosialisasi Kepada Warga Yang Bekerja PETI.
Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Prof. Din Syamsuddin, yang menjadi anggota Forum Visi Strategis Russia-Dunia Islam sejak 2006, tampil pada Sesi Ketiga tentang Peluang Kerja Sama Russia-Dunia Islam tentang Pengembangan Model Baru Pembangunan. Dalam presentasinya Din Syamsuddin mengatakan bahwa Russia dan Dunia Islam, yang memiliki hubungan historis sejak masa lampau, sangat potensial untuk mengembangkan kerja sama yang konstruktif dan inovatif. Oleh karena itu, kedua pihak perlu menyiapkan skenario Dunia Baru pasca Pandemi Covid-19. Dalam hal ini, menurut Din, para pemikir Dunia Islam dan Russia perlu bekerja sama untuk menyiapkan suatu konsep peradaban alternatif. Pandemi Covid-19 dan berbagai manifestasi ketiadaan damai di dunia merupakan konsekwensi dari Sistem Dunia yang bertumpu pada humanisme liberal-sekuler. Maka, menurut Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, adalah mendesak untuk dikembangkan suatu Sistem Dunia yang berorientasi pada nilai-nilai spiritual dan menekankan tanggung jawab kolektif membangun kehidupan/kemaslahatan bersama.
Chairman of CDCC (Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations) ini lebih lanjut mengatakan bahwa kerja sama Russia dan Dunia Islam perlu mengedepankan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai pilar perkembangan peradaban. Secara khusus Din, yg pernah menjadi Utusan Khusus Presiden utk Dialog dan Kerja sama antar Agama dan Peradaban, memuji pendekatan kepemimpinan Presiden Federasi Russia Putin yang dinilainya simpatik terhadap Islam dan umat Islam. Pendekatan positif demikian merupakan modal penting kerja sama Russia-Dunia Islam ke arah yang lebih konstruktif, dan akan menjadi faktor pendukung terwujudnya peradaban baru.
Untuk diketahui, Federasi Russia sejak beberapa tahun lalu menjadi peninjau di OKI. Dubes Russia untuk OKI menjamu segenap peserta pertemuan di kediamannya di Jeddah.
[ Dny ]