Mitragalaksi.com, Pontianak, Kalbar. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan potensi sumber daya alam logam mineralnya, seperti nikel, timah, dan emas.Selain menguntungkan, kekayaan itu juga bisa menjadi pisau bermata dua yang berbahaya.
Berlimpahnya kandungan mineral logam di perut ibu pertiwi membuat semua orang berlomba-lomba untuk mengeruknya. Selain perusahaan yang mengantongi izin resmi, muncul pula penambang-penambang liar alias PETI.
Kehadiran bagi penambang ilegal atau PETI, menjadi masalah besar bagi negeri ini. Ketidakpedulian mereka terhadap lingkungan dan keselamatan tak jarang membawa kematian. Penambang liar bisa terkubur hidup-hidup bersama bahan tambang yang sedang dikeruknya. Belum lagi mencemari air sungai yang airnya tidak layak digunakan.
hampir setiap hari Media- media khususnya di Kalbar memberitakan tentang PETI . Dan akhirnya Pelaku Peti mengadu domba, dan memprovokasi oknum awak media dan oknum LSM.
Saat di hubungi via WhatApps koordinator lembaga TINDAK Indonesia mengatakan bahwa sangat menyedihkan melihat situasi LSM dan Wartawan yang tidak saling menghormati namun dibalik itu semua ada oknum di belakang layar ( be hand to begun ) yang sudah diketahui siapa dia orangnya padahal orang tersebutlah yang selama ini menjadi gurunya alias tukang ajari oknum LSM dan wartawan yang dikatakannya lemah iman dan finansialnya, mereka inikan tadinya tergabung dalam satu grup yang sama makanya koordinator lembaga TINDAK Indonesia jadi Heran, kenapa bisa jadi saling serang dengan kesalahan dan bukankah situasi ini juga diciptakan oleh para Pengusaha PETI agar supaya LSM dan Wartawan saling berbenturan sehingga Para Pengusaha PETI aman,” kata Yayat.
“Yayat yakin dan percaya hanya Peran FW LSM yang diketuai oleh Dhelfin lah yang dapat meredam masalah sepele ini, karena menurut Yayat bahwa FW LSM yang dipimpin oleh Dhelfin sudah teruji dan tidak mudah terprovokasi dengan kepentingan dan dia Mempunyai kemapuan dalam meredam Masalah yang justru masalah tersebut apabika dibuka akan membuat malu oknum LSM dan Oknum Wartawan yang berada dikalbar ini,” keluh Yayat.
Baca Juga : Unit Jatanras Sat Reskrim Polresta Pontianak, Berhasil Amankan Seorang Pencuri di Parkiran RS.Untan.
Problematika serta dinamika masalah yang terjadi di kalangan LSM dan Wartawan itu pasti terjadi setiap Saat, hal itu terjadi dikarenakan rekan LSM dan Wartawan selalu berhadapan secara langsung dengan subjek dan objek berita, jadi provokator janganlah terlalu memojokkan satu sama lainnya demi kepentingan provokator itu sendiri, karena sang provokator tersebutlah yang akhirnya mengambil keuntungan di keruhnya Air dan Provokator tersebut akan muncul menjadi Sang pahlawan kesiangannya, jadi Cerdas dan sudahilah memprovokasi melalui berita profokatif,” pinta Yayat.
“Yayat selama ini selalu meredam masalah masalah LSM dan Wartawan walaupun sering mendapatkan Laporan dan Pengaduan karena menurut Yayat selama ini dia lebih Mengedepankan Azas Kemanfaatan serta kearifan Sikap, jadi yayat heran provokator kenapa justru senang melihat mereka saling serang menyerang dan saling buka membuka Aib satu sama lainnya di Dunia Media, Mestinya provokator itu sadarlah karena dampak dari provokasinya akan merugikan pihak pihak lainnya selama ini tidak pernah Terusik, ujarnya.
“Menurut Yayat Darmawi SE,SH,MH koordinator lembaga TINDAK yang juga Mantan Presidium FW LSM yang selama ini tidak Pernah mendoktrin kebencian kepada Anggotanya, padahal Yayat Tahu bahwa Masalah yang terjadi si Sintang dan Sekadau adalah masalah Pribadi antara Bambang dan Denny dengan Rekan rekan Wartawan Sekadau padahal mereka tadinya juga dulu sama berada di grup FW LSM versi Wandaly, kata Yayat.
Menyikapi balasan berita yang baru ini secara terpisah Denny Mengatakan, ” Surat yang mereka tampilkan itu, tidak ada kekuatan hukum, adanya nama kami di surat tersebut untuk mengkoordinir pekerja peti yang ingin melakukan Demonstrasi dan orasi di gedung DPRD Kabupaten sintang tiga tahun yang lalu, jadi surat itu hanya untuk mengontrol para pendemo dari pakerja PETI supaya tidak ada yang anarkis pada saat demo tersebut, ungkap Denny.
“Denny juga menambahkan, asas surat tersebut tidak ada kekuatan hukumnya, kami tidak ada yang bertanda tangan di berkas tersebut, apa yang mereka beritakan tidak sesuai yang diharapkan, siapa yang berani melindungi kegiatan ilegal, secara Undang – undang jelas salah tidak ada pembenaran. jika menulis berita profesional dalam berkarya, bijaksana dalam berkata, pahami dahulu arti dari tujuan berita, konfirmasi serta klarifikasi, ungkap Denny ( Koordinator LSM Galaksi ).
“Ketua FW-LSM Kalbar( S Delvin SH ) menambahkan, Apa yang sudah diberitakan tidak berimbang, tampak meyudutkan sebelah pihak, Apakah sudah ada konfirmasi kepada nama-nama yang ada dalam surat tersebut, maksud dan tujuan adanya surat tersebut, seorang wartawan harus profesional dan dapat menunjukan bukti-bukti, bukan atas dasar katanya, Ungkapnya.
( Dny ).