Mitragalaksi.com, Pontianak, Kalbar. Beberapa hari lalu muncul permasalahan Gaji Karyawan outsourching Cleaning Service dan Satpam di Rumah sakit Soedarso dan sejumlah instansi Pemda kalbar yang beberapa bulan tidak dibayar oleh pihak Perusahaan.Berita ini viral setelah karyawan yang merasa di rugikan memposting masalahnya ke media sosial sehingga beritanya muncul di sejumlah berita media online.
Dalam postingan di media sosial dan beberapa media sosial secara jelas menyebut Perusahaan Outsourcing yang bermasalah tersebut adalah PT. BM konstruksi dan PT.Kujang milik keluarga besar Mantan Gubernur Sutarmizi yang dikelola oleh sepupunya bernama Ifan dan manejernya bernama Rizal yang merupakan adik kandung mantan Gubernur Kalbar itu. Serta saudaranya yang lain bernama Bilal dan Syaiful yang juga merupakan abang kandung mantan Gubernur Kalbar.
Rizal yang berstatus PNS itu menurut beberapa staf di Kantor Gubernur sangat jarang masuk kantor dan tidak menjalankan kewajibannya sebagai PNS. Dari staf biasa PNS di kantor Gubernur hingga kepala BKD Kalbar Ani Sofyan yang merupakan PJ walikota Pontianak tahu kalau Rizal tidak menjalankan kewajibannya sebagai ASN tapi lebih sibuk mengurus perusahaan Outsourcing nya yang bergerak dibidang Cleaning Service dan Satpam.Akan tetapi mereka semua tak bisa berbuat apa apa karena mengetahui kalau rizal adalah adik Kandung Gubernur Kalbar pada waktu itu.
Dari hasil Investigasi tim media online terhadap yang bersangkutan bahwa Rizal juga dikatagorikan sebagai ASN VIP sama halnya dengan Proyek Proyek di Dinas PU PR Prov Kalbar yang bisa di atur oleh sebagian keluarga mantan Gubenur melalui Pokja Pengadaan Barang dan Jasa yang yang sempat viral karena dilaporkan ke KPK oleh sejumlah Pengusaha dan LSM karena adanya persyaratan tambahan yang di lakukan oleh Kepala Dinas Iskandar Zulkarnain.ST.MT PU PR Prov Kalbar , yang merupakan Aktor Intelektual dalam kasus waterfront Sambas tahap 1.
Baca Juga : Peredaran Sosil Ilegal Toko Penjualan HK Sintang Tak Tersentuh Hukum.
Yang menarik dalam Banyak nya sejumlah berita di media sosial menyebutkan bahwa Rizal adik kandung Mantan Gubernur Kalbar yang mengelola Perusahaan OutSourcing bermasalah ini adalah sebagai seorang ASN aktif yang bekerja dan staf Subbag Umum Biro Umum Kantor Gubernur yang sebelumnya 5 tahun lalu dipindahkan dari Pemda Melawi oleh abangnya yang menjabat sebagai Gubernur Kalbar.
Hasil penelusuran Investigasi Tim Media menunjukan bahwa PT.Bhima Mitra Konstruksi (BM Konstruksi) yang beralamat di Jalan Dr.Wahidn Sudiro Husodo Komplek Sepakat Damai Blok A.no.3 pontianak ini memonopoli seluruh paket APBD Kalbar untuk bidang jasa Cleaning service dan tenaga satpam di seluruh Kantor Pemda Kalbar. Untuk tahun 2021 saja di laman LPSE menyebutkan perusahaan yang di kelola oleh adik kandung mantan Gubernur Kalbar ini memenangkan lebih dari 13 paket cleaning service di Kantor Gubernur. RS. Soedarso, RSJ sungai bangkong dan RSJ Singkawang, Dinas PUPR kalbar dan Dinas Pendidikan Kalbar dengan dana sebesar 8,3 Milyar Rupiah pertahun dan mereka memonopoli paketnya selama 5 tahun.
Padahal dalam Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan barang dan jasa no. 12 / tahun 2021 secara tegas melarang perusahaan yang tergolong usaha kecil melebihi SKP (Sisa Kemampuan Penyedia) sebanyak 5 paket di waktu yang bersamaan untuk satu tahun anggaran dan hal itu merupakan pelanggaran karena melakukan monopoli Usaha.
Belum usai masalah Perusahaan Outsourcing beberapa hari ini viral lagi masalah dugaan korupsi pembangunan jaringan serat optik ruang Data Analitic Room ( DAR ) Kantor Gubernur Kalbar dan Gedung Garuda yang di duga juga melibatkan keluarga Mantan Gubenur Kalbar.
Monopoli Proyek-Proyek APBD oleh Keluarga Mantan Gubernur Kalbar untuk pekerjaan Konsultan dan Fisik di sejumlah Dinas Teknis di lingkungan Pemda Kalbar juga di monopoli oleh adik kandung Mantan Gubernur bernama Helyanto yang sehari harinya bekerja sebagai Dosen pada Politeknik Negeri Pontianak .
Dalam pelaksanaan adiministrasi Proyek para keluarga mantan Gubernur Kalbar ini selalu menggunakan nama orang lain untuk penandatanganan kontraknya.Sehingga apabila ada permasalahan hukum nama nama saudara mantan Gubenur Kalbar itu tidak akan muncul.Sehingga mereka dijamin lepas dari jerat hukum karna namanya tidak tercantum secara administrasi. Sehingga wajar jika Gubernur Kalbar Sutarmizi waktu itu berani berpidato dan di kutip di media online yang menantang siapapun untuk bisa menunjukan bukti jika ada salah satu atau pun kolega serta saudaranya yang terlibat di Proyek APBD selama ia menjadi Gubernur Kalimantan Barat .Padahal dalam kenyataannya justru terjadi sebaliknya dan semua kepala Dinas tau kalau nama nama saudara Mantan Gubernur Kalbar itu memonopoli proyek APBD Kalbar pada setiap tahun anggaran sejak kepemimpinan Mantan Gubenur Kalbar menjabat.
Nama Helyanto sangat populer dimata Kepala Dinas PUPR, Dinas Perkim, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, RS.Soedarso dan RS.Jiwa singkawang dan beberapa Dinas di jajaran Pemda Kalbar. Di Semua Dinas atau OPD tersebut Helyanto memonopoli paket proyeknya.Para kepala Dinas selalu menuruti saja apa permintaan Helyanto karena akan tahu resikonya apabila tidak diberi paket paket proyek yang dimintanya pada setiap tahun anggaran .
Sehingga wajar bila yang di Katakan oleh Sutarmizi kalau Dia tidak akan maju sebagai Gubernur lagi apabila ada menerima fee proyek dan apabila ada saudaranya serta keluarganya terlibat pada Proyek APBD jika bisa di buktikan. Padahal semuanya terjadi sebaliknya, akan tetapi semua orang takut bersuara atau membatah kala dirinya berkuasa menjadi Gubernur Kalbar. Seperti kata pepatah :
Kue belodar air selasih, roti canai dalam kuali, selalu mengaku keluarga nya bersih, tapi ternyata mereka yang monopoli.
Anak ayam di bawah kolong. Ambil air dalam perigi.Kalau sudah sering ber bohong. Untuk apa di pilih lagi.
Tim Redaksi